1. Disesuaikan dengan Perkembangan Anak
Sebagai orang tua, pernahkah terbesit keinginan agar si buah hati bisa berkembang dengan cepat? Seharusnya proses ini dibiarkan secara alami, bukan dipaksakan. Dimulai dari bisa duduk, merangkak dan mulai berdiri walaupun belum tegap.
Sebenarnya tidak masalah jika Anda ingin menggunakan baby push walker, asalkan anak benar-benar sudah siap. Pada momen tersebut, perlahan tapi pasti dia akan belajar bagaimana melangkahkan kakinya ke depan dan berjalan. Memang, setiap anak memerlukan waktu adaptasi yang berbeda dengan alat ini.
2. Selalu Dampingi Anak
Jangan lengah sehingga dia menggerakkan rodanya terlalu kencang sampai terguling.Selain itu perhatikan juga lingkungan di sekitarnya, apakah ada benda-benda berbahaya atau sudah aman. Maka dari itu disarankan untuk memiliki ruang khusus bermain untuk bayi atau setidaknya di tempat yang agak terbuka seperti teras rumah.
3. Pandu Anak Sampai Terbiasa
Di sini peran orang tua adalah memandunya dan membiasakannya anak agar bisa menggunakan alatnya.
Ajari si kecil cara memegang push walker dan bertumpu pada pegangannya. Lalu biarkan dia mendorong dengan langkah kecilnya sampai bisa menjalankan alat tersebut.
Tips Membeli Push Walker yang Aman Bukti tentang bahaya baby walker dorong ini masih belum cukup untuk membuatnya dilarang di beberapa negara. Pasalnya, tidak sedikit produsen kreatif yang berinovasi memperketat keamanan push walker dengan desain baru. Misalnya ada push walker yang dibaut tanpa roda atau berukuran lebih besar dari pintu.
Nah, jika Anda berminat membeli salah satu jenis baby walker, perhatikan tips-tips berikut ini.
Sit-in atau Push?
Nah, jika sedari tadi Anda bingung apa bedanya baby walker dan push walker, sebenarnya ini hampir sama. Perbedaannya hanya dari segi bentuk dan bagaimana cara bayi menjalankannya.
Umumnya memang dua jenis baby walker yang dijual di pasaran, yaitu sit-in dan push. Bentuknya berbeda, lantas apakah hasil yang didapatkan juga berbeda?
Sit-in baby walker adalah jenis paling sering dicari oleh orang tua di Indonesia. Bayi bisa duduk di dalamnya dan berjalan dengan bantuan roda-roda kecil di bawahnya. Tetapi ada beberapa kekurangan yang mungkin akan jadi bahan pertimbangan Anda, yaitu:
● tidak melatih otot kaki anak secara maksimal,
● keseimbangannya tidak terlatih karena anak bisa duduk dan bersandar,
● berisiko menabrak barang di sekitarnya atau dinding karena pada beberapa merek rodanya bisa berjalan ke segala arah.
Sementara itu push baby walker dianggap lebih minim risiko karena bayi berdiri di belakang dan mendorongnya. Meski tidak sepopuler jenis sit-in, namun ini jenis ini layak dicoba oleh para orang tua. Beberapa kelebihan push walker antara lain:
● anak berada di belakang alat sehingga lebih aman,
● lebih melatih otot-otot kaki dan kemampuan berjalannya,
● alat tidak akan bergerak liar karena rodanya hanya bisa berjalan maju dan mundur.
Kendati demikian, apakah itu sit-in atau push walker, yang paling penting adalah apakah aman atau tidak. Pastikan bahwa si kecil tetap mendapat ruang gerak yang cukup supaya tidak terkekang oleh alat bantunya. Dengan begitu perkembangannya pun akan lebih cepat ke depannya.
Keamanan dari Baby Walker
Setiap merek menawarkan desain yang beragam untuk baby walker. Oleh karenanya, pastikan Anda memperhatikan betul tingkat keamanannya. Babywalker tersebut harus memenuhi kriteria seperti berikut:
● rangkanya kokoh dan stabil sehingga kuat dijadikan tumpuan anak,
● dilengkapi karet pada rodanya sehingga bisa meminimalkan gesekan,
● kecepatan roda bisa diatur atau minimal tidak melaju terlalu cepat.
Setelah dibeli, Anda juga perlu melakukan pengecekan sebelum digunakan. Misalnya memeriksa bagian-bagian kecil yang rentan lepas supaya tidak membahayakan anak saat ada di atasnya.
Penting juga untuk mengencangkan komponen yang lepas supaya tidak dimasukkan ke dalam mulut oleh si kecil. Ya, meski terlihat seperti mainan biasa, namun penggunaan baby push walker ini memang harus sangat hati-hati.
Baca Selengkapnya : https://acosta.co.id/baby-push-walker/
Comments